HARI INI AKU ...

Berdiri aku mematung.. . namun dalam hati memberontak
berceloteh... cuap-cuap... memainkan kata-kata
yang mungkin hanya di mengerti dalam kepedulian
Di hinggapi debu yang berbaur dengan peluh... kumal... jengki...
... ah, hanya hati yang setuju terhadapnya
Otak satu ini juga belum tentu setuju
menggapai maksud dari hati
yang terkadang bersebrangan dalam menterjemahkan


Bergumulku buas... tak menyapa lelah
yang sering tersenyum menyeringai
berapi-api watak dan seringai luar berteriak
memanggil-manggil takdir
yang kiranya telah dianggap sebagai penghianat
beramarah... berbutiran peluh-peluh
yang sering memperburuk keadaan raga
yang sangat dapat berimajinasi tentang apa dan bagaimana
hidup hari ini... bukan besok...
apalagi kemarin-kemarin yang pergi menelanjangi jiwa...
lalu membiarkannya

Hari ini telah terjadi...
berjalan seiring waktu menggandeng
untuk membawanya ikut serta secara paksa
jangan ada perlawanan... sebab itu hanya kebodohan yang
kemudian akan menghadapi mimpi-mimpi
jadi kalau begitu harus iya, iya dan iya
jangan pula berandai-andai
kasihan syaraf kecil ini yang belum siap untuk mencernanya

Kalau aku boleh setuju... maka usir saja takdir ini dari diri
yang selalu perih oleh keluhan-keluhan
yang kemudian menghadapi setiap kehadiran
yang mungkin otak ini juga tidak mengesahkannya

kalau aku boleh setuju...
akan ku suruh roh ini untuk mengadu kepada...
bingung... harus kepada siapa...
karena Tuhan tidak boleh disarankan

Mungkin kalau kepada kecoa
yang selalu mengintip pada saat makan siang...
Tuhan tidak akan marah
namun bagaimana kalau kecoa itu yang marah...
mungkin Tuhan akan ikut-ikutan memarahi
bagaimana kalau marah ini dilampiaskan pada takdir saja...
karena biasanya...
takdir selalu diam menjalani aturan
baik yang telah di atur bersama-sama... dengan roh ini tentunya

Hai takdir yang pendiam...
apakah hari ini akan seperti hari-hari kemarin
yang telah terjalani
atau hari ini akan menjadi duplikat
dari hari esok yang belum tercumbui

Kotak teka-teki saja yang selalu muncul... mana yang lainnya
apakah sedang bersiap-siap menyiramkan perih dan peluh
di sekujur kulit-kulit bau daki ini...
atau sedang bersiap-siap mengantar buah-buahan manis
agar imajinasi berjibaku dengan realita yang berjalan kencang
untuk kemudian memudar dilindas atau mungkin bersiap-siap
untuk bercinta dengan hari iniku,
dimana sang tokoh yang pilih
untuk kemudian disetujui tanpa petsetujuan

Baiklah... aku akan diam tetapi itu belum sebuah janji
diam dalam kecemburuan
terhadap nyawa-nyawa berakal
yang berjalan hiruk-pikuk
membicarakan keidealisan hidup dihadapan bola mata ini
diam dengan kesedihan
yang dikawal oleh takdir yang berliku-liku
diam di tengah kegalauan
untuk mencintai dan dicintai
tanpa harus mencabik-cabik kokohnya dinding kesombongan
yang dibentuk dalam balada-balada sosial
diam terombang-ambing antara bahtera pola pikir
yang memarjinalkan tapak-tapak kaki berdebu dan berpeluh
diam sambil meneriakkan kata diam itu sendiri...
gila !!
memang diam itulah yang membuatnya menjadi gila
karena itu maaf... kalau otak dan nurani tidak mau untuk disuruh
diam...

Harus diakui...
bahwa hariku ini bukanlah satu tumpuan
untuk dapat melompat jauh
bersama dengan burung-burung yang telah terbang jauh
karena hari ini hanya sanggup menampung keluhan-keluhan
untuk hari ini
bukan menyumpalnya dalam botol-botol
yang dihanyutkan dilaut agar tidak terlihat...

hari ini memang tempat aku
menjabar kan
dan membuktikan
arti cinta mencintai
antara aku dengan dia
yang telah dipertemukan oleh takdir

Maaf... permisi...
kalau boleh tolong beri hari ku ini sedikit lelap mu

konten terkait : Mantra jalanan, Pesan kakek buat si Cucu, Aku dan KamuKau teman MabukkuSampah berserakanRanjangYang TerlupakanSi Buta di Musim SemiBerteman dengan CopetPengemisPeluru atau Pisau

0 Response to "HARI INI AKU ..."

Posting Komentar