SAJAK SI BUTA DI AKHIR MUSIM SEMI

Karya aku tua renta terbelenggu dalam do'a
Mencari sinar terang darimu untukku selamanya

Wahai yang tahu bawalah aku yang kumau
Aku selalu dalam kegelapan merasakan kehampaan
Tanganku mewakili kedua mata ini
Menjadikan mata dan telinga berusaha
Menerobos batas-batas sisi gelap namun tak
Pernah terbayangkan jika batas waktu... ..


Oh.. ... gelap... .. gelap.. ...
mengapa tangan-tangan ini
Yang dinamakan keadilan untukku
Sementara masih bimbang untuk mengatakannya
Aku tak pernah mengenal keindahan
dan tidak pula kerusakkan
Sejauh jalan yang ku tempuh hanya hati kecilku
selalu bertanya-tanya
"Tuhan... ... aku bertanya tentang keadilan !!"

Aku sudah lelah menghitung jejak-jejak langkah
namun tetap saja diburu dalam kegelapan
sepertinya... ... Tuhan menyayangi di saat merasakan

Kegelapan, adakah yang kulihat?
Air mata ini sejak lama membisu sia-sia
Dalam hidup aku mengikuti kata nurani
agar nanti keadilan terjawab, ya terjawab !!

Tapi sampai kapan menunggu jawaban
hari-hariku sudah tidak menentu
rasanya aku sudah tak sabar menunggu
liang kubur sudah dipersiapkan sejak lama
tempat terakhir untuk istirahat
Tapi... ... . tidak ingin terburu-buru menghadap Tuhan
karena disini sedang menunggu jawaban dari Tuhan
Yang menciptakan aku

Mengapa orang-orang disekitar tidak menceritakan
jika di kejauhan sana para bidadari

sedang bermandikan cahaya rembulan
dan gemerlap bintang-bintang yang menghiasi cakrawala
Sungguh tidak adil betul yang kurasa... .. gelap gulita

Aku berusaha mencapai kerikil-kerikil tajam
yang mengahalangi setiap melangkah
yang katanya setiap sudut ada penerang-penerang jalan,
tak ada guna tetap saja
aku tidak merasakan penerang-penerang jalan itu,
mungkin jika aku melihat hidup dalam kesunyian gelap
menghantui kehampaan dan hari menyelimuti rasa cemas
semua berjalan seperti putaran waktu,
"Tuhan... ... . aku bertanya tentang keadilan Tuhan."

content terkait : Pesan Kakek kepada Cucu, Hari Ini Aku, Mantra jalanan, Aku dan Kamu, Kau teman Mabukku, Ranjang, Yang Terlupakan, Berteman dengan CopetPengemisPeluru atau Pisau 
Seberang Jalan

0 Response to "SAJAK SI BUTA DI AKHIR MUSIM SEMI"

Posting Komentar