Pak Suta adalah orang terkaya di desa seberang, ia dibenci oleh penduduk desa karena ia sombong dan amat kikir. Bahkan binatang disekitarnya juga memusuhinya, siapapun pasti selalu membicarakan kejahatan pak Suta.
Burung puyuh pun sayapnya pernah patah dilempari batu dibelakang rumah pak suta. Kayu kopi juga mengadukan nasibnya "Lihatlah badanku ini bengkak-bengkak, kulitku lecet-lecet ini akibat tali kambing pak Suta itu diikatkan ditubuhku." kata kayu kopi kepada si puyuh.
"Kita bersatu untuk membuat jera pak Suta" kata puyuh,
Mereka segera mencari sahabat yang ada disekitar kawasan hutan itu. Tidak berapa lama mereka menemukan kancil yang terkenal cerdik. Mereka mengatur rencana yang jitu untuk menghadapi pak Suta. Tapi kancil merasa tidak mampu bertindak sendiri. "Aku hanya punya siasat, kita butuh teman yang lain!"kata kancil.
Mendengar jawaban si kancil, si puyuh semakin bersemangat sambil berkata, "Kalau begitu kita cari satu teman lagi untuk membantu?"
Mereka berjalan bersama-sama, Akhirnya menemukan (seonggok tanah liat yang licin, biasanya terdapat dilereng-lereng bukit sekitar hutan lebat).
Langsung mereka mempersiapkan strategi untuk menghadapi pak Suta agar tidak semena-mena lagi.
Malam harinya pak Suta sedang tidur pulas, sama sekali tidak menyadari bahwa akan terjadi bahaya yang bakal menimpa dirinya. Malam itu juga kancil bersama burung puyuh, kayu kopi dan tanah liat beraksi melaksanakan rencana mereka. Ada yang menyelinap masuk, rumah ada yang tetap tinggal berjaga-jaga diluar rumah pak Suta.
Mereka mengerjakan sesuai rencana yang matang. Yang pertama kali bergerak adalah kayu kopi, ia mulai mengetuk pintu berulang-ulang.
Pak Suta kaget, siapa yang mengetuk pintu di malam malam begini, "Ada maling", katanya dalam hati. Pak suta segera bangun dari tidurnya.
Ia khawatir pencuri itu mengambil dagangannya atau merusak rumahnya. Perlahan ia menuju pintu. Tapi setelah membuka pintu depan ia tidak melihat apa-apa, ia menuruni tangga menuju dapur mau menyalakan penerangan. Ketika kakinya menginjak tangga seonggok tanah liat licin membuatnya tergelincir jatuh ke tanah, mana mungkin pak Suta mengira kalau ada seonggok tanah liat ditangga rumahnya !
heeeeee
Pak suta jatuh terjerembab di tanah, batu-batuan yang dibawah menghantam dadanya. Maka seperti dihajar habis-habisan.
"Aduh... ." Pak suta berteriak keras sekali !
Sekarang giliran kancil yang sudah menunggu dari tadi.
Dalam kegelapan mata kancil bisa menembus suasana malam dengan jelas. Segera ia menyepak mata kanan pak Suta. Pak suta menjerit keras-keras, ia benar-benar geram. Tapi tetap berusaha merangkak-rangkak mendekat dapur. Tujuannya ingin mencari korek api untuk menyalakan lampu. Bila suasana terang ia bisa melihat siapa yang berbuat jahat padanya.
Didapur telah menunggu si burung puyuh, ketika tangannya hendak menggapai korek api, tiba-tiba si burung puyuh mengepak-ngepakkan sayapnya sehingga abu dapur berterbangan memenuhi ruangan. Mata kiri pak Suta kemasukan debu. Pak suta tidak bisa melihat lagi.
Ia berlari kesana kemari sambil berteriak kesakitan sepasang matanya tidak bisa melihat lagi. Maka ia menabrak apa saja yang dilewatinya.
Pak suta makin panik ia berulang-ulang mengucek matanya. Matanya sangat pedih dan berair, sambil menahan rasa sakit dia mencoba berusaha merayapi tangga. Ia berusaha terus menaiki tangga sekalipun badannya sudah babak belur jatuh tergelincir dari tangga tadi. Satu anak tangga telah pak Suta raih ia merasa agak sedikit lega.
Ia menahan nafas, dua anak tangga sudah dilewati. Ketika kakinya hendak menaiki tangga yang ketiga, tiba-tiba sebuah pukulan keras dan berat menghantam kepalanya. Pak Suta tidak tahu kalau sejak tadi ada kayu kopi yang menunggu kedatangannya. Kayu kopi yang memukulnya hingga ia jatuh lagi dari anak tangga.
Ia jatuh ke tanah dengan keras sekali. Kepalanya terantuk batu hingga berdarah. Ketika ia ambruk ke tanah nyawanya sudah melayang. Matilah pak Suta, kayu kopi kemudian memanggil teman-temannya untuk diajak berunding sepeninggal pak Suta sebab pak suta tidak memiliki keturunan atau ahli waris harta peninggalannya.
Keesokan harinya mereka mengundang sesepuh dan masyarakat didesa itu mereka berkumpul dirumah pak Suta untuk berunding. Satu persatu warga kampung desa Hulu Sungai mulai berdatangan. Mereka juga ingin membuktikan apakah benar orang yang kikir itu telah mati. Bahkan ada juga wanita yang ingin melihat kejadian yang cukup mengerikan itu. pak suta dikerjai oleh burung puyuh dan teman-temannya.
Mereka ingin menjadikan sebagai pelajaran hidup yang baik untuk anak cucunya. Setelah mereka berkumpul maka hasil musyawarahnya adalah menguburkan pak Suta sebagaimana mestinya. Mengenai harta peninggalan pak Suta, nanti akan dibagikan kepada mereka yang telah berjasa kepada kampung, antara lain untuk membantu para warga yang tidak mampu dalam kehidupan sehari-hari. Kampung Hulu Sungai pun menjadi tentram, sepeninggal pak Suta.
0 Response to "KANCIL DAN BURUNG PUYUH"
Posting Komentar